WAISAI,Pabarsatu.com – Stunting (gizi buruk) di kabupaten Raja Ampat, Papua Barat tahun 2022 mencapai 31, 5 %.
Hal ini diungkapkan Kepala Bidang KB, Dinas Administrasi Duk Capil P2KB Freddy Isir, SE. MM saat diwawancara awak media di Waisai, Raja Ampat, Kamis (22/12/2022) kemarin.
Kata Freddy, target nasional bersama 12 kabupaten lain di tahun 2024 angka stunting di Papua dan Papua Barat harus sudah menurun menjadi 14%.
“Hal ini menjadi PR untuk Raja Ampat sebab stunting masih tinggi. Jadi kita lihat data pada 31 Desember pukul 12:00 WIT. Apakah angka stunting sudah turun jadi 14 persen atau tidak,” bebernya.
Menurutnya, tingginya angka stunting di Raja Ampat menjadi tanggung jawab bersama terutama OPD setempat yaitu Dinas Kesehatan , Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Dan Keluarga Berencana (P3KB), dalam hal ini yang menangani stunting.
“Mereka sebagai OPD yang mampu mengkordinir semua LSM yang ada. Tidak bisa tiga OPD ini yang tanggung jawab saja tapi semua harus terlibat. Artinya, pemerintah melibatkan pihak LSM, tokoh perempuan, tokoh agama, perguruan tinggi, TNI/Polri dan penyandang dana, ” tegasnya
Untuk itu, wajib hukumnya ibu hamil datang ke posyandu untuk mendapat suntikan agar bayi dalam kandungan tidak terkena stunting.
Freddy menambahkan, berdasarkan Pepres nomor 72 tahun 2001 bahwa penurunan stunting secara nasional Indonesia di tahun 2024 menurun jadi 14 persen.
“Namun hampir semua kabupaten di Papua Barat ini rata rata tinggi. Yang sudah menurun di tahun 2022 hanya Kota Sorong 19, 9 persen,” tutupnya. (dv)